Selasa, 26 Mei 2009

Menyusuri Negeri Singa


Menyusuri Negeri SingaJul 22, '07 11:49 AM
for everyone

THE ADVENTURE GOWES OF MELEGENDA

H-1 12 Juli 2007 Kamis

Sial, kulihat jam 07.30 waktu depok, pagi ini aku terlambat bangun :(
sementara pesawat ke Pekanbaru jam 9.20 takeoff, pasti nggak bakalan kekejar nih...
Canggung sepeda yang sudah aku packing serapi mungkin, jadi kubawa nggak ya? yang jelas aku musti nyeleseiin kerjaan di Pekanbaru dan Batam dalam dua hari. Setelah bolak balik, ya dan tidak, yakin dan tidak yakin...

Aku kuatkan jari-jariku meremas handle bikebag, "aku pasti bisa jalan!" Ya, aku gotong di kepala bikebag supaya cepet sampai Stasiun Depok Baru. Untung saja KRL Semi Expres masih menunggu dan langsung menuju Stasiun Gambir. Di stasiun ini baru berpikir "pokoknya aku musti ke Pekanbaru!" besuk senin liburan sekolah selesai, pasti sulit dapetin tiket pesawat, kusamperin agen tiket, dapet Garuda bisnis, waduh mahalnya...

Ah, pokoknya jalan dulu...
aku cari taksi, deal 80ribu, "Ok bandara cepet ya bang! "celethukku... sambil memutar otak, Ah pokoknya jalan dulu ke bandara cari tiket goshow, aku coba hubungi AirAsia, wah walaupun suara mbaknya cepet kayak KRL SemEx tapi aku mendengarnya begitu indah. "mas masih ada ke Pekanbaru, masnya mau!" langsung aja kujawab "mmmboleh...!" walaupun mahal seukuran Airasia tapi setidaknya separuhnya tiket garuda yang tadi... Asik aku sekarang lebih percaya dan pede ngebawa bikebag segede separoh pintu kamar mandi:(

Yap aku memang sebelumnya telah mempersiapkan MISI BONEK, setelah urusan Dinas di Pekabaru hari kamis dan jumat di Batam aku mau nyeberang jelajahi Singapura dengan Si Biru, walaupun in pertama kali aku ke LN dan lebih gokilnya aku jalan sendirian... yah aku mau PUTERIN TUH SINGAPORE AMPE ABIS...BIS...:)

Sejam sudah pesawat Airasia melemparku sampai di Bandara SSQ 2 Pekanbaru, kutarik bikebag ke luar bandara, cari tempat sepi dan mulai merakit kembali Si Biru, satu dua tiga orang-orang mulai ngerumuniku, aku sok sibuk sambil jawab pertanyaan yang bertubi-tubi: adik td bawa sepeda, mau kemana, lagi ikut lomba balap ya, lagi keliling Indonesia ya, bla bla... ya mereka heran aja kali:). Hari ini sudah sore, Kantor Dinas Pertambangan sudah tutup berarti besuk pagi-pagi musti jalan ke Dinas dan langsung terbang menuju Dinas yang di Batam, langsung saja aku meluncur mencari tempat bermalam, sambil jalan-jalan sore keliling kota Pekanbaru. Sebelumnya aku mampir ke Gramedia cari peta Kota Pekanbaru dan Batam (sayang peta Batam tidak pernah kudapatin:()

Kulihat peta ternyata separuh kota udeh kulalui dengan jarak sekitar 40 km. Setelah nyasar sana sini di Kota Bertuah, akhirnya aku merapat di homestay Mapala Phylomina Fakultas Perikanan UNRI. Mandi dan makan bareng-bareng serta kongkow-kongkow ngobrolin: gajah liar pada masuk kampung, suku anak dalam yang merana, sejarah kerajaan Siak, cadangan minyak yang dikuras para KPS, kebakaran ampe global warning menjadikan kami lebih akrab dengan nyamuk-nyamuk ganas di Kota Bertuah...

H-2 13 Juli 2007 Jumat

Pagi begitu indah, gowes pasang speed tinggi, keringet mengalir kemana-mana, akhirnya aku sampe di Kantor, nyelesaian kerjaan dan langsung ke Bandara lagi, ah sial nih jalan nanjak melulu:( "Adik cek in dulu baru bongkar sepeda..", seorang pegawai yang memperingatkanku. Ya ada benernya, sepeda kutinggal dengan aman karena seperti kemarin jadi tontonan orang-orang di bandara...

Delay setengah jam, uhh...:(
tak lama Batavia menerbangkanku sampai ke Bandara Hang Nadim Batam. Cepet-cepet bikebag kubawa keluar agak jauh dari kerumunan. Sekarang agak tenang nggak ada yang ngerumuni dan nanya-nanya lagi. Aku yang malah bertanya-tanya banyak di Kota Batam. Nih kota persimpanganpun tidak ada penunjuk jalan... Aku bener-bener tersesat di kota ini, peta tidak ada, penunjuk jalan nggak ada, ditambah jalannya naik turun, bikin lutut kerinyit-kerinyit belum lagi debu dan panasnya ngebakar banget.... Batam nggak asik buat gowes sepeda pokoknya titik. Tapi itu bukan kesimpulannya, jauh dari kota sana, ada jembatan panjang yang megah yaitu Jembatan Barelang menghubungkan Batam Rempang dan Galang, mungkin disanalah tempat yang asik buat naik sepeda dari satu pulau ke pulau melewati jembatan terpanjang di Indonesia:)

Setelah menyelesaikan urusan Dinas di Pemkot Batam, aku menuju Harbour Batam Center untuk nanya sana sini gimana caranya bisa masuk Singapura dengan bawa sepeda. yang jelas sepeda bisa masuk tanpa harus dibongkar taruh saja di buritan kapal, bayar visa 500ribu, beli tiket $17 selesai... ah ini gampang besuk pagi saja bayar visanya. Kapal paling pagi jam 6.00 wib (cek in 1/2 jam sebelumnya) dan paling malam jam 21.00 wib. Visa buka jam 5 pagi menurut petugasnya... Ah nggak sulit koq masuk Singapura dengan membawa Si Biru.

Sore ini aku batalkan dulu untuk masuk Singapura di malam hari, waktu sisa aku pake keliling-keliling Kota Batam, maunya ke Nagoya sekitar 18 km dari Batam Center, yap aku mau lihat kota ini katanya menarik di malam hari, karena kupu-kupu adanya di malam hari bukan siang hari :) Tadi di Harbour Batam Center sempet terlihat satu sepeda kuning Cannondale keren banget, membuatku tertarik untuk nanya-nanya sama mbak yang nunggu. "Mas ini sepeda distributornya cuman ada di Batam yaitu daerah Sukajadi, dia lagi nyari distributor untuk Indonesia. terus harganya berapa mbak? aku kaget denger jawabannya "23 jutaan koq..." walah... "Mas di Sukajadi sana masih buanyak pilihan ini alamatnya!", sambil Mbaknya menyodorkan brosur. Langsung aja aku buat rute ke Nagoya lewat Sukajadi banyak yang bilang bisa lewat koq...

Malam mulai gelap, tiap belokan nanya, jalan mulai tidak beraspal. Orang-orang mulai ngasih petunjuk terkesan asal nunjuk. Dan terakhir aku masuk kampung nggak jelas, untuk saja ada ibu-ibu yang ngasih tahu tuh jalan tanah naik turun kalo terus gelap dan rawan, kalo bukan orang sini adik dipastikan nyasar:( Mampus dong ntar... langsung saja aku putar badan balik ke kota Kara.

Aku mampir ke Pos Polisi Kara sekedar memastikan aku masih bisa nembus malam ini ke Nagoya lewat Sukajadi, dari berbagai informasi, "sudah jangan jalan malam dik, disini rawan kejahatan!" saran ini akhirnya aku turuti, bahkan penghuni Pospol dengan baik hati nawari nginep di pos ini, ada kamar mandi, kursi sofa dan ruangan ber AC.... mmm boleh juga nih hotel gratis:) Setelah mandi dan makan, sepeda aku masukan ke dalam pos, dan aku terlelap diatas sofa polisi...

H-3 14 Juli 2007 Sabtu

Suara Adzan subuh mengiringi gowesku menuju harbour Batam center, aku sempetkan diri solat Subuh di Masjid Raya Batam, masjid ini bagus buat transit, karena selain bersih juga menyediakan kamar mandi bershower berjumlah sekitar 20 kamar mandi... airnya sejuk banget...

Tiket sudah kubeli, tapi petugas visa tidak kunjung buka... ah payah nih.. kapal paling pagi terlewatkan sudah, akhirnya menunggu yang jam 7.00 wib. Sempet di tawarin seorang mirip preman, adik cuman bayar 350ribu aja, ntar saya yang bilang ke imigrasi. Kesalahan bukan pada adik tapi imigrasinya, imigrasi disini gampang beda ama yang diseberang sana ketat... Boleh juga nih tawaran apalagi lebih murah tapi aku ragu karena ini pertama kali "nyeberang", aku putuskan nunggu Kantor Imigrasi buka saja, yang resmi-resmi saja dulu lah... pikir bijakku:)

Polisi disini baik-baik, banyak ngasih arahan, tapi kalo ketemu petugas imigrasi kita musti lebih sopan. misalnya kita salah dikit atau nanya-nanya malah dipelototi... kan jadi serem:( seperti yang sudah-sudah orang mulai heran melihatku, kayaknya jarang sekali orang nenteng-nenteng sepeda masukin kapal apalagi nyeberang ke negara lain...

Empat puluh menit kapal cepat Penguin sampai di Harbour Front Singapura. Ini tahapan yang yang paling gawat kalau ada yang salah aku pasti disuruh pulang ke Indonesia:(... Alur antrian kuikuti, aku pilih yang terakhir karena sepeda ku pasti menggangu kalo ditengah antrian.

Saat ketemu petugas imigrasi Singapura ternyata beda, dia lebih senyum duluan daripada aku, ini membuatku ngurangi gregori, aku siapkan kosakata englishku yang caur, "I just ride bycicle dua hari, stay in waterloo hostel".. what... again waterloo, where... you..."waduh aku jawab apalagi nih:ZZ@#" lalu "so Ok, you mau naiki byciclle yah... please go!" uh leganya.... sekarang saatnya ketemu polisi bule penjaga metal detektor, dia kayaknya jarang keluar kata-kata dan tampangnya serem abis ngelihatin sepedaku.:(

Ternyata sepeda tanpa lewat detektor boleh, cuman bikebag yang kuikat di sepeda aku musti lepas dan aku masukin sensor... terus satu lagi ketemu polisi cewek india yang hitam manis kayak artis bollywood suaranya lembut sekali, dia pasti yang akan merabaiku, kupasrahkan badanku untuk diraba-raba... eh ternyata nggak dirabainya:(. Aku Nge-English sekenaku dia malah jawab pake Bahasa "... you mau bycicle, oh nice journey... Ok hate2..:)". langsung saja kubalas senyum manisnya "thank you... thank you...:)" langsung ngacir ke luar dari harbour...

Kemana sekarang?
Aku pun belum merencanakan trip dua hari disini:) aku bener-bener masih buta di kota yang indah ini..
aku kontak kawan Mapokal UI Ricard Eliston yang bersedia ketemuan dan nunjukin tempat-tempat yang asik untuk gowes keliling disini... Peta-peta wisata kudapat, setelah mendapat informasi banyak dari Ricard, akupun pamitan, and go-west adventure:)

MENITI PEDESTRIAN

Karena pelabuhan ini tidak muncul di peta, aku ikutin arah jalan ke timur, pokoknya ntar kalo udeh ketemu Kampong Bahru Road tinggal ikutin arah-arahnya menuju Chinatown tempat tujuan pertama.

Bikelane tidak ditemukan di Singapore, namun kita boleh lewat pedestrian walk dimana orang-orang jalan kaki... Pusing jalan begitu banyak cabang dan sialnya aku selalu kehilangan arah timur karena ngikuti Telok Blangah Road yang berkelok... Jalur pedestrian disini cukup lebar bisa dua sepeda dan kiri kanan pohon cukup rindang membuat gowes disini begitu indah karena kotanya bersih dan rapi.:) penghubung antara pedestrian/trotoar dibuat landai, sehingga nggak perlu turun ngangkat sepeda ataupun ngejump.

Disini mobil-mobil berkecepatan tinggi, perlu ekstra hati-hati kalau masuk jalur mobil. Namun mereka semua sangat patuh dengan rambu-rambu lalu lintas, salut!. kalau mau menyeberang ke jalur sebelah atau melewati perempatan tunggulah lampu merah, pasti aman... jalur paling kiri adalah jalur bus, jangan coba-coba mendahului, tunggu bus lewat. Karena space yang ada memang cukup satu bus bukan plus sepeda, yah mirip selebar jalur busway. Halte bus cukup banyak, jika sudah mendekati halte selalu tengok nak kebelakang ada bus yang mau merapat atau tidak. kalo ada segera masuk trotoar atau mempercepat melalui halte kalau tidak mau ditabrak ama bus:(

Jalur tengah atau paling kanan, tidak disarankan untuk gowes, mobilnya lebih gila, seperti jalur cepat sudirman kayaknya rem mobil sudah tidak dipakai lagi... Ya, jalur pedestrianlah jadi pilihan, namun kadang-kadang ketemu halte bus, lewati belakang halte karena selalu disediakan space untuk lewat belakangnya...

Bener saja, karena asik masuk-masuk pedestrian aku nyasar beneran, plang Jalan disini selalu ada di perempatan jalan, perlu bener-bener diperhatiin "arah kompas" penunjuk jalan. Kalo arah kompas plang sejajar arah jalan berarti itu nama jalannya... Bukan Kampung Baru Road yang saya temui tapi River Valley Road, waduh ini mah semakin jauh dari Chinatown:)

MELINTAS DI ORCHARD ROAD

Setelah istirahat sesaat dan minum air yang terakhir, (walaupun air di Singapura bersih dan aman untuk diminum langsung dari keran, dan tidak perlu direbus, aku belum berani, kalau sampe sakit perut gimana ceritanya....) aku putuskan menuju backpacker hostel di Little India, disini terkenal murah untuk menginap. Cukup $20/night, aku perlu menaruh backpackku yang terasa berat dipunggung dan perlu mandi untuk menyegarkan badan kembali.

Perempat-perempat jalan besar kulalui, Clemenceau Avenue - Penang Road - Orchard Road.
Nah di Orchard Road, jalan ini begitu ramai pengunjung pejalan kaki. Katanya Orchard Road boleh dibilang mimpi nyata bagi para pembelanja. Bener saja di jalan ini ada lebih 30 mal yang menawarkan barang-barang mewah ampe yang murah juga ada, Mall-mall yang beken ada Ngee Ann City, Paragon, Wisma Atria, Hilton Shopping Centre, Palais Renaissance, Borders, Kinokuniya, HMV, Tower Records, Far East Plaza, Forum the Shopping Mall, Centrepoint, Robinsons, Tangs, Takashimaya dan Isetan. Selain gerai-gerai khusus terbilang lengkap ada Prada, Gucci, Hermes, Christian Dior, Bvlgari, Louis Vitton, Channel, Burbery dan buanyak lagi ampe bingung aku nyebutinya...:)

Pikirku dengan $166 dolar dikantong bisa belanja apa yah? ahh jangan belanja tuh duit buat nginep ama makan doang dan untuk pegangan tau.... sisi bijak tersadar:)

Aku perlu touring lebih jauh disini, pasang speed rendah supaya bisa gowes setara orang jalan kaki. Untung saja waktu di Batam aku belanja kacamokat tiem (kacamata item:) wah tuh orang-orang disini kayaknya pada saiingan dandanan. kuperhatiin pakainya bikin aku deg degan uieh...:) kuperhatiin dari ujung rambut, rambut bule terus muka koq nggak ada yang jelek yah, terus ke bawah lagi, waduh karena singapore daerah panas kali jadi banyak bagian yang dibuat terbuka... terus ke lebih bawah, waduh disini ternyata mahal kain, kalo nggak si mini pasti si pendek... sesaat kurapikan kacamokat tiemku... ah kacamokat tiemku cukup membantu disini setidak aku bisa belanja juga hehe...

PENGINAPAN DI LITTLE INDIA

Si Biru terus kugenjot keluar dari Orchard Road menuju Little India, melewati Prinsep Street - Middle Road - Bencoolen Street - Rochor Canal Road - Serangon Road. Sesampai di Little India, aku samperin backapcker hostel, " sorry fullhouse...." itu yang selalu terucap disetiap penginapan yang seharga $20/night... aku beranikan ke Perak Lodge, si Encik nya bilang " just one again, for you..." how much tanyaku?... "just $128/night...". Setelah berpikir lama, " Too Expensive for me, No.. I will try the other..." dan cabut, kalo nginep disini bisa langsung abis dollar di kantongku... terus ke Midas Hotel juga fullhouse.

Aku baru sadar kalau Weekend tuh hostel selalu penuh, kadang dari temen bule di oper ke temen bule juga... Aku nggak mau nginep di Mesjid atau ngemper dijalanan:(. aku coba yang agak jauh dari keramaian.. Dan ketemu Asia Star Hotel di Rowell Road, seharga $60/night untuk single bath, ah ambil aja. Si Engkong hotel ini fasih berBahasa jadi aku lebih mudah ngobrol sana sini...

Pesona Little India cukup memukau, aroma bunga melati semerbak di mana-mana. Toko-toko berjajar menjual kalung bunga di sepanjang jalan. Toko-toko kecil menjual kain sari, musik bollywood mengema dan bermacam perhiasan dijual, selain buah segar dan gula-gula khas india juga ada disini. Ada juga kedai pahat hologram 3 Dimensi, tindik hidung, mempercantik bulu mata dan seni lukis tubuh. Serta berbagai jasa paranormal yang menawarkan jasa getaran nama, penyembuhan kristal dan membaca rajah tangan.

Asap yang ngebakar mulut mulai abis, kutengok nak toko rokok, waduh harga rokok merk apa aja cenderung sama dari $9 - $11,6. Sampoerna Mild dijual $11,6 (sama dengan satu slop di Indonesia nih:()... wah ini mah mahal pisan. Menyesal aku nggak siap cadangan, akhirnya aku putuskan mengirit Sokam yang tinggal 2 biji, setengah bakar dimatiin dan dilanjutin ntar an...

Siang ini begitu puanas, aku putuskan trip gowesnya malam hari saja, setelah mandi dan makan di Nasi Bawean aku merebahkan badan sambil mengamati news A TV tentang polemik antara negara Singapore dengan Indonesia... ah bodo mending bobo tiang..

NATIONAL LIBRARY SINGAPORE

Menjelang sore sepeda kukayuh kembali terus lanjut night ride ke Chinatown tempat tujuan akhir malam ini. Dari Rowell Road - Kampong kapor Road - Weld Road - Arab Street - Victoria Street. Waktu tempuh kira-kira 1/2 - 1 Jam.

Di jalan sempat melewati Perpustakaan Nasional yang sangat megah disini, aku putar sepeda dan menyempatkan mampir sekedar melihat ke dalam seperti apa? di dalam seperti mall, perpustakaan tutup jam 9 malam, ada sistem 24 jam bookdroop kalau mau balikin buku tinggal masukin ke kotak berlayar TV, register dan lempar ke dalam beres... canggih sekali yah.

Setelah nanya petugas yang menguasai bahasa melayu, dia informasikan orang dari negara lain bisa minjem dengan berbagai syarat-syarat tentunya. Aku lanjutkan ke bagian buku, langsung saja aku masuk ke bagian hobies, disini ada referensi berbagai hal tentang pendakian gunung yang update dan tentang sepeda ada juga, boleh dibilang sangat lengkap. Sayang besuk harus balik kalau masih lama aku pingin minjem tuh buku-buku tentang touring guide sepeda untuk di"gandakan" hehe...

menjelang pukul 9 malam, di speaker pengumuman bahwa kita musti mempercepat proses peminjaman karena akan segera tutup. Aku keluar dan langsung gowes malam lagi menuju Peninsula Plaza, menurut informasi disini toko Outdoor paling lengkap, setelah sampai sayang toko-toko outdoor tersebut sudah tutup. Langsung lanjut saja menuju Hill Street menyaksikan pemandangan malam di Sungai Singapore.

RIVERWALK

Yap sebelum sampai di Chinatown aku melintas di Jembatan Coleman Bridge, wah indah sekali malam hari disini. Nampak kapal-kapal River Cruise melintas kesana kemari membawa para turis. Trishaw (becak-becak wisata) yang fullmusic menawarkan jasanya untuk membawa para turis keliling kota. Cafe tenda bertebaran di sepanjang riverwalk. Di depan gedung-gedung sentra bisnis pencakar langit seakan-akan muncul dari dasar sungai... tempat ini bener roman di malam hari, sayang sendirian... hiks...

CHINATOWN

Setelah mengabadikan beberapa gambar aku menyusuri Eu Tong Sen Street terus masuk ke kawasan Chinatown Complex yang kaya dengan pesona budaya China. Sepeda bisa langsung masuk setelah mendapat ijin pak Satpam setempat. Chinatown tetap memelihara kekhasan bangunan tokonya dengan berbagai lampion. Banyak sekali yang dijual di sini, mulai dari Cheongsam sutra yang indah sampai ke pengobatan sinshe. Jalan utama Chinatown masih memecah ke jalan-jalan kecil ada cafe-cafe khas makanan china yang penuh pengunjung para bule maupun orang china sendiri.

Orang China sendiri menyebut Chinatown dengan Niu Che Shui yang artinya gerobak air. Jalan-jalan Pagoda, Trengganu dan Sago menjadi pasar malam yang paling sibuk. Di pinggir jalan South Bridge Road berdiri kuil Sri Mariamman Temple, yang merupakan kuil Hindu tertua di Singapore, kuil yang berusia 179 tahun ini konon merupakan dipersembahkan untuk dewi Mariamman yang terkenal dengan kemampuannya menyembuhkan penyakit epidemis.

Setelah menyusuri semua jalan di Niu Che Shui, aku putuskan kembali ke penginapan karena sudah larut sekali...
sempat aku kaget baca rambu-rambu di lorong penghubung di bawah jalan untuk penjalan kaki yang, disitu tertulis "PLEASE PUSH YOUR BYCICLE ACROSS THE UNDERPASS" terus ada gambar orang naik sepeda dicoret dan tertulis NO RIDING FINE $1000... wah ini celaka nih kalau aku ketahuan, dendanya aja semua uang dan sepeda yang kubawa nggak bakalan ketebus nih:(. Langsung aja aku TTB untuk lewati underpasss ini... Bener disini dikit-dikit denda, walapun jarang sekali ketemu aparat penegak, mungkin cara-cara inilah yang membuat kota lambang singa ini jadi tertib dan disiplin karena make aturan singa:)

Sempat melewati Kampung Bugis, sayang karena udeh larut semua pada tutup, aku mampir di Burger King sekedar menuruti perut yang dari tadi udeh bunyi melulu. dengan $5,6 aku dapet Whopper Jr, lumayan lah bikin kenyang lagi. Dan tenaga kembali pulih, langsung aja aku pasang speed tinggi supaya cepet sampai di Hostel... dan mimpi memeluk sepeda yang aku masukin kamar di lantai 3..:)

H-4 15 Juli 2007 Minggu

Trip hari keempat ini aku mengunjungi monumen - monumen, Asian Civilisation Museum, Esplanade Park dan Merlion Park, sekedar mau nampang foto:) terus lanjut ke Hard Rock Singapore belanja titipan dan kembali ke HarbourFront Singapore kembali ke Indonesia.

MUSTAFA CENTER 24 JAM

Pagi-pagi aku mengujungi Mustafa Center dua block dari tempat aku menginap. Sepeda biasanya di parkir depan mall, jadi agak nggak teratur, Dan jangan lupa bawa kunsi sepeda supaya aman, bahkan kalau mau parkir di jalan perlu hati-hati, beberapa sepeda penyot di hantam mobil lewat dan di tinggal pemiliknya begitu saja...

Para pecandu belanja suka sekali dengan mall 24 jam ini yang menawarkan beragam barang dengan harga miring, mulai dari barang elektronik sampai perabotan rumah tangga dan fesyen ada disini. Sempat terlihat beberapa orang Indonesia, Bapak-bapak bilang kepada istrinya yang sibuk milih baju " Mah sudah lah mah, ini sudah banyak, kita belum ke lantai atas lagi...." Dalam hati mampus lho Pak, ke Singapura bawa istri yang suka belanja.... siapin dollar yang cukup karena disini para ibu-ibu bisa haus terus untuk belanja lho... Aku sendiri sempat menenteng beberapa kaos seharga $10,90... akhirnya belanja beneran juga hehe...Sepeda kugayuh lagi ke Hostel untuk packing ulang dan check out...

Nggak jauh dari Rowell Road ketemu Pasarlane, di sini boleh dibilang pasar loaknya singapura... Ah ini tidak menarik untuk belanja disini mending di Batam aja kalau mau barang Eks Singapura. Maksudnya dollarku udeh tipis nih:( dan kalau naik sepeda kebanyakan beban tidak akan nyaman...

ESPLANADE & MERLION PARK

Kembali aku menyaksikan singapore river yang bersih, terus merapat ke jalur Pedestrian lebar yang sangat bersih dan rapi di sepanjang sungai menuju Parliament House. terus gowes speed rendah di Sir Stamford Raffles Landing Site... gedung-gedung terlihat indah sekali di sini. Lanjut gowes pelan-pelan menyusuri Asian Civilisation Museum, Empress Place... Melewati underpass Anderson Bridge sudah tidak ada peringatan Fine $1000 makanya aku naikin aja sepeda sambil gowes santai. Sempet terlihat beberapa turis juga naik sepeda disini, diantaranya make Dahon.

Sesampai di Esplanade Theatres aku istirahat sejenak, aku melihat dan mendengar Bahasa familiar disini, yaitu boso jowo, nampaknya sedang ada tour rombongan dari Indonesia yang sibuk foto-foto di Esplanade maupun ketemu juga di Merlion Park. Setelah cukup bersantai ria aku meluncur ke Hard Rock Cafe, melintas tengah kota melewati Orchard Road. Setelah blanja di HRC, aku akhiri misi jalan-jalan ini meluncur ke Harbour Front Singapore.

Sejenak terlintas toko sepeda TREK yang gede, yang bikin aku kepincut, dan mampir lah sebentar. Terlihat ada Litespeed tapi versi MTB kucoba kuangkat bener-bener ringan banget bro:) seperti punya Nte Peni Rodex, kulihat harga $8.000. terus versi fullsus yang bikin gemes aja karena warnanya biru... juga ada folding bike yang ringan versi TREK...

Aku amati peta, nggak jauh dari Tanglin Road ini ada Kedubes RI, aku coba cari sesuai gambar peta, ternyata tempatnya nggak disitu. Sempet nanya orang Indonesia, dikasih unjuk di Belakang Singapore Tourism Board, kuacak-acak daerah situ juga nggak ketemu, dimanakah Kedubes RI??

1 komentar:

  1. kedubes RI ada di situ. kl nggak ada . . ee udah dijual kale

    BalasHapus