Selasa, 26 Mei 2009

Menyusuri Negeri Singa


Menyusuri Negeri SingaJul 22, '07 11:49 AM
for everyone

THE ADVENTURE GOWES OF MELEGENDA

H-1 12 Juli 2007 Kamis

Sial, kulihat jam 07.30 waktu depok, pagi ini aku terlambat bangun :(
sementara pesawat ke Pekanbaru jam 9.20 takeoff, pasti nggak bakalan kekejar nih...
Canggung sepeda yang sudah aku packing serapi mungkin, jadi kubawa nggak ya? yang jelas aku musti nyeleseiin kerjaan di Pekanbaru dan Batam dalam dua hari. Setelah bolak balik, ya dan tidak, yakin dan tidak yakin...

Aku kuatkan jari-jariku meremas handle bikebag, "aku pasti bisa jalan!" Ya, aku gotong di kepala bikebag supaya cepet sampai Stasiun Depok Baru. Untung saja KRL Semi Expres masih menunggu dan langsung menuju Stasiun Gambir. Di stasiun ini baru berpikir "pokoknya aku musti ke Pekanbaru!" besuk senin liburan sekolah selesai, pasti sulit dapetin tiket pesawat, kusamperin agen tiket, dapet Garuda bisnis, waduh mahalnya...

Ah, pokoknya jalan dulu...
aku cari taksi, deal 80ribu, "Ok bandara cepet ya bang! "celethukku... sambil memutar otak, Ah pokoknya jalan dulu ke bandara cari tiket goshow, aku coba hubungi AirAsia, wah walaupun suara mbaknya cepet kayak KRL SemEx tapi aku mendengarnya begitu indah. "mas masih ada ke Pekanbaru, masnya mau!" langsung aja kujawab "mmmboleh...!" walaupun mahal seukuran Airasia tapi setidaknya separuhnya tiket garuda yang tadi... Asik aku sekarang lebih percaya dan pede ngebawa bikebag segede separoh pintu kamar mandi:(

Yap aku memang sebelumnya telah mempersiapkan MISI BONEK, setelah urusan Dinas di Pekabaru hari kamis dan jumat di Batam aku mau nyeberang jelajahi Singapura dengan Si Biru, walaupun in pertama kali aku ke LN dan lebih gokilnya aku jalan sendirian... yah aku mau PUTERIN TUH SINGAPORE AMPE ABIS...BIS...:)

Sejam sudah pesawat Airasia melemparku sampai di Bandara SSQ 2 Pekanbaru, kutarik bikebag ke luar bandara, cari tempat sepi dan mulai merakit kembali Si Biru, satu dua tiga orang-orang mulai ngerumuniku, aku sok sibuk sambil jawab pertanyaan yang bertubi-tubi: adik td bawa sepeda, mau kemana, lagi ikut lomba balap ya, lagi keliling Indonesia ya, bla bla... ya mereka heran aja kali:). Hari ini sudah sore, Kantor Dinas Pertambangan sudah tutup berarti besuk pagi-pagi musti jalan ke Dinas dan langsung terbang menuju Dinas yang di Batam, langsung saja aku meluncur mencari tempat bermalam, sambil jalan-jalan sore keliling kota Pekanbaru. Sebelumnya aku mampir ke Gramedia cari peta Kota Pekanbaru dan Batam (sayang peta Batam tidak pernah kudapatin:()

Kulihat peta ternyata separuh kota udeh kulalui dengan jarak sekitar 40 km. Setelah nyasar sana sini di Kota Bertuah, akhirnya aku merapat di homestay Mapala Phylomina Fakultas Perikanan UNRI. Mandi dan makan bareng-bareng serta kongkow-kongkow ngobrolin: gajah liar pada masuk kampung, suku anak dalam yang merana, sejarah kerajaan Siak, cadangan minyak yang dikuras para KPS, kebakaran ampe global warning menjadikan kami lebih akrab dengan nyamuk-nyamuk ganas di Kota Bertuah...

H-2 13 Juli 2007 Jumat

Pagi begitu indah, gowes pasang speed tinggi, keringet mengalir kemana-mana, akhirnya aku sampe di Kantor, nyelesaian kerjaan dan langsung ke Bandara lagi, ah sial nih jalan nanjak melulu:( "Adik cek in dulu baru bongkar sepeda..", seorang pegawai yang memperingatkanku. Ya ada benernya, sepeda kutinggal dengan aman karena seperti kemarin jadi tontonan orang-orang di bandara...

Delay setengah jam, uhh...:(
tak lama Batavia menerbangkanku sampai ke Bandara Hang Nadim Batam. Cepet-cepet bikebag kubawa keluar agak jauh dari kerumunan. Sekarang agak tenang nggak ada yang ngerumuni dan nanya-nanya lagi. Aku yang malah bertanya-tanya banyak di Kota Batam. Nih kota persimpanganpun tidak ada penunjuk jalan... Aku bener-bener tersesat di kota ini, peta tidak ada, penunjuk jalan nggak ada, ditambah jalannya naik turun, bikin lutut kerinyit-kerinyit belum lagi debu dan panasnya ngebakar banget.... Batam nggak asik buat gowes sepeda pokoknya titik. Tapi itu bukan kesimpulannya, jauh dari kota sana, ada jembatan panjang yang megah yaitu Jembatan Barelang menghubungkan Batam Rempang dan Galang, mungkin disanalah tempat yang asik buat naik sepeda dari satu pulau ke pulau melewati jembatan terpanjang di Indonesia:)

Setelah menyelesaikan urusan Dinas di Pemkot Batam, aku menuju Harbour Batam Center untuk nanya sana sini gimana caranya bisa masuk Singapura dengan bawa sepeda. yang jelas sepeda bisa masuk tanpa harus dibongkar taruh saja di buritan kapal, bayar visa 500ribu, beli tiket $17 selesai... ah ini gampang besuk pagi saja bayar visanya. Kapal paling pagi jam 6.00 wib (cek in 1/2 jam sebelumnya) dan paling malam jam 21.00 wib. Visa buka jam 5 pagi menurut petugasnya... Ah nggak sulit koq masuk Singapura dengan membawa Si Biru.

Sore ini aku batalkan dulu untuk masuk Singapura di malam hari, waktu sisa aku pake keliling-keliling Kota Batam, maunya ke Nagoya sekitar 18 km dari Batam Center, yap aku mau lihat kota ini katanya menarik di malam hari, karena kupu-kupu adanya di malam hari bukan siang hari :) Tadi di Harbour Batam Center sempet terlihat satu sepeda kuning Cannondale keren banget, membuatku tertarik untuk nanya-nanya sama mbak yang nunggu. "Mas ini sepeda distributornya cuman ada di Batam yaitu daerah Sukajadi, dia lagi nyari distributor untuk Indonesia. terus harganya berapa mbak? aku kaget denger jawabannya "23 jutaan koq..." walah... "Mas di Sukajadi sana masih buanyak pilihan ini alamatnya!", sambil Mbaknya menyodorkan brosur. Langsung aja aku buat rute ke Nagoya lewat Sukajadi banyak yang bilang bisa lewat koq...

Malam mulai gelap, tiap belokan nanya, jalan mulai tidak beraspal. Orang-orang mulai ngasih petunjuk terkesan asal nunjuk. Dan terakhir aku masuk kampung nggak jelas, untuk saja ada ibu-ibu yang ngasih tahu tuh jalan tanah naik turun kalo terus gelap dan rawan, kalo bukan orang sini adik dipastikan nyasar:( Mampus dong ntar... langsung saja aku putar badan balik ke kota Kara.

Aku mampir ke Pos Polisi Kara sekedar memastikan aku masih bisa nembus malam ini ke Nagoya lewat Sukajadi, dari berbagai informasi, "sudah jangan jalan malam dik, disini rawan kejahatan!" saran ini akhirnya aku turuti, bahkan penghuni Pospol dengan baik hati nawari nginep di pos ini, ada kamar mandi, kursi sofa dan ruangan ber AC.... mmm boleh juga nih hotel gratis:) Setelah mandi dan makan, sepeda aku masukan ke dalam pos, dan aku terlelap diatas sofa polisi...

H-3 14 Juli 2007 Sabtu

Suara Adzan subuh mengiringi gowesku menuju harbour Batam center, aku sempetkan diri solat Subuh di Masjid Raya Batam, masjid ini bagus buat transit, karena selain bersih juga menyediakan kamar mandi bershower berjumlah sekitar 20 kamar mandi... airnya sejuk banget...

Tiket sudah kubeli, tapi petugas visa tidak kunjung buka... ah payah nih.. kapal paling pagi terlewatkan sudah, akhirnya menunggu yang jam 7.00 wib. Sempet di tawarin seorang mirip preman, adik cuman bayar 350ribu aja, ntar saya yang bilang ke imigrasi. Kesalahan bukan pada adik tapi imigrasinya, imigrasi disini gampang beda ama yang diseberang sana ketat... Boleh juga nih tawaran apalagi lebih murah tapi aku ragu karena ini pertama kali "nyeberang", aku putuskan nunggu Kantor Imigrasi buka saja, yang resmi-resmi saja dulu lah... pikir bijakku:)

Polisi disini baik-baik, banyak ngasih arahan, tapi kalo ketemu petugas imigrasi kita musti lebih sopan. misalnya kita salah dikit atau nanya-nanya malah dipelototi... kan jadi serem:( seperti yang sudah-sudah orang mulai heran melihatku, kayaknya jarang sekali orang nenteng-nenteng sepeda masukin kapal apalagi nyeberang ke negara lain...

Empat puluh menit kapal cepat Penguin sampai di Harbour Front Singapura. Ini tahapan yang yang paling gawat kalau ada yang salah aku pasti disuruh pulang ke Indonesia:(... Alur antrian kuikuti, aku pilih yang terakhir karena sepeda ku pasti menggangu kalo ditengah antrian.

Saat ketemu petugas imigrasi Singapura ternyata beda, dia lebih senyum duluan daripada aku, ini membuatku ngurangi gregori, aku siapkan kosakata englishku yang caur, "I just ride bycicle dua hari, stay in waterloo hostel".. what... again waterloo, where... you..."waduh aku jawab apalagi nih:ZZ@#" lalu "so Ok, you mau naiki byciclle yah... please go!" uh leganya.... sekarang saatnya ketemu polisi bule penjaga metal detektor, dia kayaknya jarang keluar kata-kata dan tampangnya serem abis ngelihatin sepedaku.:(

Ternyata sepeda tanpa lewat detektor boleh, cuman bikebag yang kuikat di sepeda aku musti lepas dan aku masukin sensor... terus satu lagi ketemu polisi cewek india yang hitam manis kayak artis bollywood suaranya lembut sekali, dia pasti yang akan merabaiku, kupasrahkan badanku untuk diraba-raba... eh ternyata nggak dirabainya:(. Aku Nge-English sekenaku dia malah jawab pake Bahasa "... you mau bycicle, oh nice journey... Ok hate2..:)". langsung saja kubalas senyum manisnya "thank you... thank you...:)" langsung ngacir ke luar dari harbour...

Kemana sekarang?
Aku pun belum merencanakan trip dua hari disini:) aku bener-bener masih buta di kota yang indah ini..
aku kontak kawan Mapokal UI Ricard Eliston yang bersedia ketemuan dan nunjukin tempat-tempat yang asik untuk gowes keliling disini... Peta-peta wisata kudapat, setelah mendapat informasi banyak dari Ricard, akupun pamitan, and go-west adventure:)

MENITI PEDESTRIAN

Karena pelabuhan ini tidak muncul di peta, aku ikutin arah jalan ke timur, pokoknya ntar kalo udeh ketemu Kampong Bahru Road tinggal ikutin arah-arahnya menuju Chinatown tempat tujuan pertama.

Bikelane tidak ditemukan di Singapore, namun kita boleh lewat pedestrian walk dimana orang-orang jalan kaki... Pusing jalan begitu banyak cabang dan sialnya aku selalu kehilangan arah timur karena ngikuti Telok Blangah Road yang berkelok... Jalur pedestrian disini cukup lebar bisa dua sepeda dan kiri kanan pohon cukup rindang membuat gowes disini begitu indah karena kotanya bersih dan rapi.:) penghubung antara pedestrian/trotoar dibuat landai, sehingga nggak perlu turun ngangkat sepeda ataupun ngejump.

Disini mobil-mobil berkecepatan tinggi, perlu ekstra hati-hati kalau masuk jalur mobil. Namun mereka semua sangat patuh dengan rambu-rambu lalu lintas, salut!. kalau mau menyeberang ke jalur sebelah atau melewati perempatan tunggulah lampu merah, pasti aman... jalur paling kiri adalah jalur bus, jangan coba-coba mendahului, tunggu bus lewat. Karena space yang ada memang cukup satu bus bukan plus sepeda, yah mirip selebar jalur busway. Halte bus cukup banyak, jika sudah mendekati halte selalu tengok nak kebelakang ada bus yang mau merapat atau tidak. kalo ada segera masuk trotoar atau mempercepat melalui halte kalau tidak mau ditabrak ama bus:(

Jalur tengah atau paling kanan, tidak disarankan untuk gowes, mobilnya lebih gila, seperti jalur cepat sudirman kayaknya rem mobil sudah tidak dipakai lagi... Ya, jalur pedestrianlah jadi pilihan, namun kadang-kadang ketemu halte bus, lewati belakang halte karena selalu disediakan space untuk lewat belakangnya...

Bener saja, karena asik masuk-masuk pedestrian aku nyasar beneran, plang Jalan disini selalu ada di perempatan jalan, perlu bener-bener diperhatiin "arah kompas" penunjuk jalan. Kalo arah kompas plang sejajar arah jalan berarti itu nama jalannya... Bukan Kampung Baru Road yang saya temui tapi River Valley Road, waduh ini mah semakin jauh dari Chinatown:)

MELINTAS DI ORCHARD ROAD

Setelah istirahat sesaat dan minum air yang terakhir, (walaupun air di Singapura bersih dan aman untuk diminum langsung dari keran, dan tidak perlu direbus, aku belum berani, kalau sampe sakit perut gimana ceritanya....) aku putuskan menuju backpacker hostel di Little India, disini terkenal murah untuk menginap. Cukup $20/night, aku perlu menaruh backpackku yang terasa berat dipunggung dan perlu mandi untuk menyegarkan badan kembali.

Perempat-perempat jalan besar kulalui, Clemenceau Avenue - Penang Road - Orchard Road.
Nah di Orchard Road, jalan ini begitu ramai pengunjung pejalan kaki. Katanya Orchard Road boleh dibilang mimpi nyata bagi para pembelanja. Bener saja di jalan ini ada lebih 30 mal yang menawarkan barang-barang mewah ampe yang murah juga ada, Mall-mall yang beken ada Ngee Ann City, Paragon, Wisma Atria, Hilton Shopping Centre, Palais Renaissance, Borders, Kinokuniya, HMV, Tower Records, Far East Plaza, Forum the Shopping Mall, Centrepoint, Robinsons, Tangs, Takashimaya dan Isetan. Selain gerai-gerai khusus terbilang lengkap ada Prada, Gucci, Hermes, Christian Dior, Bvlgari, Louis Vitton, Channel, Burbery dan buanyak lagi ampe bingung aku nyebutinya...:)

Pikirku dengan $166 dolar dikantong bisa belanja apa yah? ahh jangan belanja tuh duit buat nginep ama makan doang dan untuk pegangan tau.... sisi bijak tersadar:)

Aku perlu touring lebih jauh disini, pasang speed rendah supaya bisa gowes setara orang jalan kaki. Untung saja waktu di Batam aku belanja kacamokat tiem (kacamata item:) wah tuh orang-orang disini kayaknya pada saiingan dandanan. kuperhatiin pakainya bikin aku deg degan uieh...:) kuperhatiin dari ujung rambut, rambut bule terus muka koq nggak ada yang jelek yah, terus ke bawah lagi, waduh karena singapore daerah panas kali jadi banyak bagian yang dibuat terbuka... terus ke lebih bawah, waduh disini ternyata mahal kain, kalo nggak si mini pasti si pendek... sesaat kurapikan kacamokat tiemku... ah kacamokat tiemku cukup membantu disini setidak aku bisa belanja juga hehe...

PENGINAPAN DI LITTLE INDIA

Si Biru terus kugenjot keluar dari Orchard Road menuju Little India, melewati Prinsep Street - Middle Road - Bencoolen Street - Rochor Canal Road - Serangon Road. Sesampai di Little India, aku samperin backapcker hostel, " sorry fullhouse...." itu yang selalu terucap disetiap penginapan yang seharga $20/night... aku beranikan ke Perak Lodge, si Encik nya bilang " just one again, for you..." how much tanyaku?... "just $128/night...". Setelah berpikir lama, " Too Expensive for me, No.. I will try the other..." dan cabut, kalo nginep disini bisa langsung abis dollar di kantongku... terus ke Midas Hotel juga fullhouse.

Aku baru sadar kalau Weekend tuh hostel selalu penuh, kadang dari temen bule di oper ke temen bule juga... Aku nggak mau nginep di Mesjid atau ngemper dijalanan:(. aku coba yang agak jauh dari keramaian.. Dan ketemu Asia Star Hotel di Rowell Road, seharga $60/night untuk single bath, ah ambil aja. Si Engkong hotel ini fasih berBahasa jadi aku lebih mudah ngobrol sana sini...

Pesona Little India cukup memukau, aroma bunga melati semerbak di mana-mana. Toko-toko berjajar menjual kalung bunga di sepanjang jalan. Toko-toko kecil menjual kain sari, musik bollywood mengema dan bermacam perhiasan dijual, selain buah segar dan gula-gula khas india juga ada disini. Ada juga kedai pahat hologram 3 Dimensi, tindik hidung, mempercantik bulu mata dan seni lukis tubuh. Serta berbagai jasa paranormal yang menawarkan jasa getaran nama, penyembuhan kristal dan membaca rajah tangan.

Asap yang ngebakar mulut mulai abis, kutengok nak toko rokok, waduh harga rokok merk apa aja cenderung sama dari $9 - $11,6. Sampoerna Mild dijual $11,6 (sama dengan satu slop di Indonesia nih:()... wah ini mah mahal pisan. Menyesal aku nggak siap cadangan, akhirnya aku putuskan mengirit Sokam yang tinggal 2 biji, setengah bakar dimatiin dan dilanjutin ntar an...

Siang ini begitu puanas, aku putuskan trip gowesnya malam hari saja, setelah mandi dan makan di Nasi Bawean aku merebahkan badan sambil mengamati news A TV tentang polemik antara negara Singapore dengan Indonesia... ah bodo mending bobo tiang..

NATIONAL LIBRARY SINGAPORE

Menjelang sore sepeda kukayuh kembali terus lanjut night ride ke Chinatown tempat tujuan akhir malam ini. Dari Rowell Road - Kampong kapor Road - Weld Road - Arab Street - Victoria Street. Waktu tempuh kira-kira 1/2 - 1 Jam.

Di jalan sempat melewati Perpustakaan Nasional yang sangat megah disini, aku putar sepeda dan menyempatkan mampir sekedar melihat ke dalam seperti apa? di dalam seperti mall, perpustakaan tutup jam 9 malam, ada sistem 24 jam bookdroop kalau mau balikin buku tinggal masukin ke kotak berlayar TV, register dan lempar ke dalam beres... canggih sekali yah.

Setelah nanya petugas yang menguasai bahasa melayu, dia informasikan orang dari negara lain bisa minjem dengan berbagai syarat-syarat tentunya. Aku lanjutkan ke bagian buku, langsung saja aku masuk ke bagian hobies, disini ada referensi berbagai hal tentang pendakian gunung yang update dan tentang sepeda ada juga, boleh dibilang sangat lengkap. Sayang besuk harus balik kalau masih lama aku pingin minjem tuh buku-buku tentang touring guide sepeda untuk di"gandakan" hehe...

menjelang pukul 9 malam, di speaker pengumuman bahwa kita musti mempercepat proses peminjaman karena akan segera tutup. Aku keluar dan langsung gowes malam lagi menuju Peninsula Plaza, menurut informasi disini toko Outdoor paling lengkap, setelah sampai sayang toko-toko outdoor tersebut sudah tutup. Langsung lanjut saja menuju Hill Street menyaksikan pemandangan malam di Sungai Singapore.

RIVERWALK

Yap sebelum sampai di Chinatown aku melintas di Jembatan Coleman Bridge, wah indah sekali malam hari disini. Nampak kapal-kapal River Cruise melintas kesana kemari membawa para turis. Trishaw (becak-becak wisata) yang fullmusic menawarkan jasanya untuk membawa para turis keliling kota. Cafe tenda bertebaran di sepanjang riverwalk. Di depan gedung-gedung sentra bisnis pencakar langit seakan-akan muncul dari dasar sungai... tempat ini bener roman di malam hari, sayang sendirian... hiks...

CHINATOWN

Setelah mengabadikan beberapa gambar aku menyusuri Eu Tong Sen Street terus masuk ke kawasan Chinatown Complex yang kaya dengan pesona budaya China. Sepeda bisa langsung masuk setelah mendapat ijin pak Satpam setempat. Chinatown tetap memelihara kekhasan bangunan tokonya dengan berbagai lampion. Banyak sekali yang dijual di sini, mulai dari Cheongsam sutra yang indah sampai ke pengobatan sinshe. Jalan utama Chinatown masih memecah ke jalan-jalan kecil ada cafe-cafe khas makanan china yang penuh pengunjung para bule maupun orang china sendiri.

Orang China sendiri menyebut Chinatown dengan Niu Che Shui yang artinya gerobak air. Jalan-jalan Pagoda, Trengganu dan Sago menjadi pasar malam yang paling sibuk. Di pinggir jalan South Bridge Road berdiri kuil Sri Mariamman Temple, yang merupakan kuil Hindu tertua di Singapore, kuil yang berusia 179 tahun ini konon merupakan dipersembahkan untuk dewi Mariamman yang terkenal dengan kemampuannya menyembuhkan penyakit epidemis.

Setelah menyusuri semua jalan di Niu Che Shui, aku putuskan kembali ke penginapan karena sudah larut sekali...
sempat aku kaget baca rambu-rambu di lorong penghubung di bawah jalan untuk penjalan kaki yang, disitu tertulis "PLEASE PUSH YOUR BYCICLE ACROSS THE UNDERPASS" terus ada gambar orang naik sepeda dicoret dan tertulis NO RIDING FINE $1000... wah ini celaka nih kalau aku ketahuan, dendanya aja semua uang dan sepeda yang kubawa nggak bakalan ketebus nih:(. Langsung aja aku TTB untuk lewati underpasss ini... Bener disini dikit-dikit denda, walapun jarang sekali ketemu aparat penegak, mungkin cara-cara inilah yang membuat kota lambang singa ini jadi tertib dan disiplin karena make aturan singa:)

Sempat melewati Kampung Bugis, sayang karena udeh larut semua pada tutup, aku mampir di Burger King sekedar menuruti perut yang dari tadi udeh bunyi melulu. dengan $5,6 aku dapet Whopper Jr, lumayan lah bikin kenyang lagi. Dan tenaga kembali pulih, langsung aja aku pasang speed tinggi supaya cepet sampai di Hostel... dan mimpi memeluk sepeda yang aku masukin kamar di lantai 3..:)

H-4 15 Juli 2007 Minggu

Trip hari keempat ini aku mengunjungi monumen - monumen, Asian Civilisation Museum, Esplanade Park dan Merlion Park, sekedar mau nampang foto:) terus lanjut ke Hard Rock Singapore belanja titipan dan kembali ke HarbourFront Singapore kembali ke Indonesia.

MUSTAFA CENTER 24 JAM

Pagi-pagi aku mengujungi Mustafa Center dua block dari tempat aku menginap. Sepeda biasanya di parkir depan mall, jadi agak nggak teratur, Dan jangan lupa bawa kunsi sepeda supaya aman, bahkan kalau mau parkir di jalan perlu hati-hati, beberapa sepeda penyot di hantam mobil lewat dan di tinggal pemiliknya begitu saja...

Para pecandu belanja suka sekali dengan mall 24 jam ini yang menawarkan beragam barang dengan harga miring, mulai dari barang elektronik sampai perabotan rumah tangga dan fesyen ada disini. Sempat terlihat beberapa orang Indonesia, Bapak-bapak bilang kepada istrinya yang sibuk milih baju " Mah sudah lah mah, ini sudah banyak, kita belum ke lantai atas lagi...." Dalam hati mampus lho Pak, ke Singapura bawa istri yang suka belanja.... siapin dollar yang cukup karena disini para ibu-ibu bisa haus terus untuk belanja lho... Aku sendiri sempat menenteng beberapa kaos seharga $10,90... akhirnya belanja beneran juga hehe...Sepeda kugayuh lagi ke Hostel untuk packing ulang dan check out...

Nggak jauh dari Rowell Road ketemu Pasarlane, di sini boleh dibilang pasar loaknya singapura... Ah ini tidak menarik untuk belanja disini mending di Batam aja kalau mau barang Eks Singapura. Maksudnya dollarku udeh tipis nih:( dan kalau naik sepeda kebanyakan beban tidak akan nyaman...

ESPLANADE & MERLION PARK

Kembali aku menyaksikan singapore river yang bersih, terus merapat ke jalur Pedestrian lebar yang sangat bersih dan rapi di sepanjang sungai menuju Parliament House. terus gowes speed rendah di Sir Stamford Raffles Landing Site... gedung-gedung terlihat indah sekali di sini. Lanjut gowes pelan-pelan menyusuri Asian Civilisation Museum, Empress Place... Melewati underpass Anderson Bridge sudah tidak ada peringatan Fine $1000 makanya aku naikin aja sepeda sambil gowes santai. Sempet terlihat beberapa turis juga naik sepeda disini, diantaranya make Dahon.

Sesampai di Esplanade Theatres aku istirahat sejenak, aku melihat dan mendengar Bahasa familiar disini, yaitu boso jowo, nampaknya sedang ada tour rombongan dari Indonesia yang sibuk foto-foto di Esplanade maupun ketemu juga di Merlion Park. Setelah cukup bersantai ria aku meluncur ke Hard Rock Cafe, melintas tengah kota melewati Orchard Road. Setelah blanja di HRC, aku akhiri misi jalan-jalan ini meluncur ke Harbour Front Singapore.

Sejenak terlintas toko sepeda TREK yang gede, yang bikin aku kepincut, dan mampir lah sebentar. Terlihat ada Litespeed tapi versi MTB kucoba kuangkat bener-bener ringan banget bro:) seperti punya Nte Peni Rodex, kulihat harga $8.000. terus versi fullsus yang bikin gemes aja karena warnanya biru... juga ada folding bike yang ringan versi TREK...

Aku amati peta, nggak jauh dari Tanglin Road ini ada Kedubes RI, aku coba cari sesuai gambar peta, ternyata tempatnya nggak disitu. Sempet nanya orang Indonesia, dikasih unjuk di Belakang Singapore Tourism Board, kuacak-acak daerah situ juga nggak ketemu, dimanakah Kedubes RI??

Perpustakaan Negara Tiongkok cri

Peresmian Gedung Perpustakaan Negara Tiongkok

cri

Belum lama berselang, gedung baru Perpustakaan Negara Tiongkok diresmikan. Ini berarti Beijing sudah memiliki perpustakaan terbesar ketiga di dunia.

Gedung baru Perpustakaan Negara Tiongkok terletak di bagian barat Beijing yang padat perguruan tinggi. Perpustakaan Beijing yang dibangun pada tahun 1909 merupakan asal usulnya. Tahun 1998, Perpustakaan Beijing resmi diganti nama menjadi Perpustakaan Negara Tiongkok. Di depan upacara peresmian gedung baru Perpustakaan Negara Tiongkok, Menteri Kebudayaan Tiongkok Cai Wu mengatakan:

"Perpustakaan Negara yang didirikan pada tahun 1909 mengemban misi mencerdaskan rakyat dan mewariskan kebudayaan sejak hari kelahirannya, merupakan jembatan budaya yang menghubungi Tiongkok dengan luar negeri serta pita yang menjalin masa lampau dengan zaman sekarang. Kini Perpustakaan Negara memiliki simpanan buku sebanyak 26 juta jilid, menempati urutan kelima di antara perpustakaan negara di dunia."

Dengan peresmian gedung baru yang dibangun dengan investasi 1,3 miliar yuan renminbi pada hari ulang tahun ke-99, luas lantai Perpustakaan Negara Tiongkok mencapai 250.000 meter persegi, hanya seelah perpustakaan negara AS dan Perancis.

Gedung baru Perpustakaan Negara Tiongkok bertingkat lima di atas permukaan bumi dan bertingkat tiga di bawah tanah. Secara struktural, gedung ini terbagi dalam tiga bagian, yaitu landasan, lapisan tengah dan lapisan terapung, yang masing-masing mewakili masa lampau, sekarang dan masa depan. Bagian landasan gedung baru mirip buku-buku yang tumpuk, di mana disimpan Ensiklopedia Siku, buku yang paling berharga yang disimpan di Perpustakaan Negara Tiongkok. Bagian tengah gedung baru Perpustakaan Negara merupakan ruang pembaca, dengan buku-buku terbuka kepada setiap pembaca. Bagian ketiga merupakan zona digital, yang melambangkan masa depan, dan mewakili arah perkembangan baru iptek.

Menurut perkenalan Kurator Perpustakaan Negara Tiongkok, Zhan Furui, gedung baru Perpustakaan Negara menyediakan 3.000 duduk, dan berkapasitas menerima 8.000 orang setiap hari. Melalui platform perpustakaan digital, Perpustakaan Negara Tiongkok dapat menyediakan layanan kepada para pembaca di luar gedung perpusatakaan. Dikatakannya:

"Kami menerapkan mode layanan maju yang memadukan layanan tradisional dengan layanan perpustakaan digital, dalam rangka memberikan layanan yang cermat dan manusiawi kepada para pembaca domestik. Sementara itu, melalui perpustakaan digital sebagai wahana, kami menyediakan sumber informasi digital dalam jumlah besar kepada para pembaca baik di dalam maupun di luar negeri."

Perpustakaan digital negara yang disebut oleh Kurator Zhan Furui mempunyai ruang simpanan yang sangat besar. Melalui internet, Perpustakaan Digital Negara Tiongkok sudah mempublikasikan 720.000 jilid buku digital online, sehingga sangat memudahkan para pembaca untuk memperoleh pengetahuan.

Untuk memenuhi kebutuhan perkembangan perpustakaan modern, di zona gedung baru Perpustakaan Negara Tiongkok disediakan layanan sinyal internet nirkabel, sehingga para pembaca dapat mengakses ke internet di gedung baru dengan membawa komputernya sendiri. Selain itu, di gedung baru disediakan pula 406 komputer untuk dipakai para pembaca. Di samping itu, di gedung baru perpustakaan negara didirikan pula pos membaca buku fiktif: asal pembaca berdiri di depan layar komputer, dan melakukan gerakan simulasi membolak-balik buku atau mengambil buku, maka layar komputer akan secara otomatif beralih ke halaman selanjutnya, atau mengganti buku yang lain. Insinyur Kepala Perpustakaan Negara, Wu Bin menjelaskan bahwa pos membaca buku fiktif tanpa raba tangan akan mengurangi tingkat kerusakan terhadap layar komputer, sementara akan meningkatkan minat pembaca, lebih-lebih para pembaca cilik untuk membaca buku. Ia mengatakan:

"Ini merupakan teknologi fiktif yang paling canggih. Gerak-gerik dapat ditangkap oleh kamera komputer, yang dapat membaca apa artinya gerak-gerik itu. Teknologi tanpa kontak itu akan diterapkan di bidang yang luas."

Selain itu, Perpustakaan Negara Tiongkok juga menyediakan sistem navigasi. Asal memasukkan judul buku yang hendak ditelusuri, maka sistem navigasi akan segera menunjukkan posisi rak buku dengan jitu, dan memberikan jalur terbaik untuk mendapatnya.

Perpustakaan tersebut juga menyediakan perpustakaan digital bagi para pembaca tuna netra. Wakil Direktur Bagian Digital Perpustakaan Negara, Li Chunming mengatakan:

"Sekarang perpustakaan digital bagi pembaca tuna netra menyediakan layanan buku, ceramah dan musik online. Kami sudah mengadakan uji coba di sejumlah sekolah tuna netra, ternyata para murid tuna netra sangat tertarik oleh layanan tersebut. Para pembaca tuna netra ketika membaca buku akan dibantu dengan piranti membaca."

Mengenai Ensiklopedia Siku yang disimpan di gedung baru Perpustakaan Negara Tiongkok, Nyonya Dong Xin dari Bagian Kitab Kuno Perpustakaan Negara mengatakan, Ensiklopedia Siku merupakan ensiklopedia yang paling lengkap yang disusun pemerintah zaman kuno. Ensiklopedia itu diselesaikan pada 200 tahun yang lalu. Di ensiklopedia itu dicatat hampir semua kitab penting Tiongkok, dengan huruf Kanjinya mencapai 700 juta. Seluruh ensiklopedia itu terdiri dari 36.000 jilid. Dulu Ensiklopedia Siku hanya dipamerkan dua kali. Sekarang ensiklopedia itu disimpan di lobi tengah tingkat pertama gedung baru perpustakaan negara, dan dapat disaksikan dengan terpisah oleh tembok glas.

Nyonya Dong Xin dari Bagian Kitab Kuno memperkenalkan:

"Mengingat kitab kuno itu sangat berharga, maka pembaca dilarang memasuki ruang yang menyimpan Ensiklopedia Siku, namun para pembaca dapat melihat ensiklopedia itu melalui jendela glas. Dulu Ensiklopedia disimpan di satu kamar yang tertutup, dan tidak terbuka terhadap pembaca, sekarang ensiklopedia itu dapat dilihat secara utuh dari seluruh arah."

Banyak pembaca menyatakan, disimpannya Ensiklopedia Siku dalam satu kamar yang transparan memberikan nuansa sejarah yang istimewa pada gedung baru Perpustakaan Negara, dan sepenuhnya menonjolkan posisinya sebagai perpustakaan negara.

Menurut perkenalan staf perpustakaan, para pembaca di luar negeri juga bisa mengakses ke situs Perpustakaan Negara Tiongkok untuk melakukan penjelajahan dari buku ke buku melalui internet.

Minggu, 10 Mei 2009

kumpulan tips-tips

Motivasi Belajar

Oleh: AsianBrain.com Content Team

Motivasi belajar setiap orang, satu dengan yang lainnya, bisa jadi tidak sama. Biasanya, hal itu bergantung dari apa yang diinginkan orang yang bersangkutan. Misalnya, seorang anak mau belajar dan mengejar rangking pertama karena diiming-imingi akan dibelikan sepeda oleh orangtuanya.

Contoh lainnya, seorang mahasiswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi agar lulus dengan predikat cum laude. Setelah itu, dia bertujuan untuk mendapatkan pekerjaan yang hebat dengan tujuan membahagiakan orangtuanya.

Apa saja, sih, faktor-faktor yang membedakan motivasi belajar seseorang dengan yang lainnya?

Beberapa faktor di bawah ini sedikit banyak memberikan penjelasan mengapa terjadi perbedaaan motivasi belajar pada diri masing-masing orang, di antaranya:
  • Perbedaan fisiologis (physiological needs), seperti rasa lapar, haus, dan hasrat seksual
  • Perbedaan rasa aman (safety needs), baik secara mental, fisik, dan intelektual
  • Perbedaan kasih sayang atau afeksi (love needs) yang diterimanya
  • Perbedaan harga diri (self esteem needs). Contohnya prestise memiliki mobil atau rumah mewah, jabatan, dan lain-lain.
  • Perbedaan aktualisasi diri (self actualization), tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.

Stimulus motivasi belajar

Terdapat 2 faktor yang membuat seseorang dapat termotivasi untuk belajar, yaitu:
  • Pertama, motivasi belajar berasal dari faktor internal. Motivasi ini terbentuk karena kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar untuk mengembangkan dirinya dan bekal untuk menjalani kehidupan.
  • Kedua, motivasi belajar dari faktor eksternal, yaitu dapat berupa rangsangan dari orang lain, atau lingkungan sekitarnya yang dapat memengaruhi psikologis orang yang bersangkutan.

Tips-tips meningkatkan motivasi belajar

Motivasi belajar tidak akan terbentuk apabila orang tersebut tidak mempunyai keinginan, cita-cita, atau menyadari manfaat belajar bagi dirinya. Oleh karena itu, dibutuhkan pengkondisian tertentu, agar diri kita atau siapa pun juga yang menginginkan semangat untuk belajar dapat termotivasi.

Yuk, ikuti tips-tips berikut untuk meningkatkan motivasi belajar kita:
  • Bergaullah dengan orang-orang yang senang belajar
    Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar dan berprestasi, akan membuat kita pun gemar belajar. Selain itu, coba cari orang atau komunitas yang mempunyai kebiasaan baik dalam belajar.

    Bertanyalah tentang pengalaman di berbagai tempat kepada orang-orang yang pernah atau sedang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, orang-orang yang mendapat beasiwa belajar di luar negeri, atau orang-orang yang mendapat penghargaan atas sebuah presrasi.

    Kebiasaan dan semangat mereka akan menular kepada kita. Seperti halnya analogi orang yang berteman dengan tukang pandai besi atau penjual minyak wangi. Jika kita bergaul dengan tukang pandai besi, maka kita pun turut terciprat bau bakaran besi, dan jika bergaul dengan penjual minyak wangi, kita pun akan terciprat harumnya minyak wangi.
  • Belajar apapun
    Pengertian belajar di sini dipahami secara luas, baik formal maupun nonformal. Kita bisa belajar tentang berbagai keterampilan seperti merakit komputer, belajar menulis, membuat film, berlajar berwirausaha, dan lain lain-lainnya.
  • Belajar dari internet
    Kita bisa memanfaatkan internet untuk bergabung dengan kumpulan orang-orang yang senang belajar. Salah satu milis dapat menjadi ajang kita bertukar pendapat, pikiran, dan memotivasi diri. Sebagai contoh, jika ingin termotivasi untuk belajar bahasa Inggris, kita bisa masuk ke milis Free-English-Course@yahoogroups.com.

    Bergaulah dengan orang-orang yang optimis dan selalu berpikiran positif
    Di dunia ini, ada orang yang selalu terlihat optimis meski masalah merudung. Kita akan tertular semangat, gairah, dan rasa optimis jika sering bersosialisasi dengan orang-orang atau berada dalam komunitas seperti itu, dan sebaliknya.

    Cari motivator
    Kadangkala, seseorang butuh orang lain sebagai pemacu atau mentor dalam menjalani hidup. Misalnya: teman, pacar, ataupun pasangan hidup. Anda pun bisa melakukan hal serupa dengan mencari seseorang/komunitas yang dapat membantu mengarahakan atau memotivasi Anda belajar dan meraih prestasi.

    "Resep sukses: Belajar ketika orang lain tidur, bekerja ketika orang lain bermalasan, dan bermimpi ketika orang lain berharap." --William A. Ward
Tentang Penulis: AsianBrain.com Content Team. Asian Brain adalah pusat pendidikan Internet Marketing PERTAMA & TERBAIK di Indonesia. Didirikan oleh Anne Ahira yang kini menjadi ICON Internet Marketing Indonesia. Kunjungi situsnya: www.AsianBrain.com

Anda boleh mempublikasikan kembali tulisan di atas pada website atau blog Anda tanpa dikenakan biaya alias GRATIS, selama:
  1. Anda tidak mengubah baik sebagian atau pun keseluruhan tulisan.
  2. Anda harus mencantumkan 'tentang penulis' di bagian bawah artikel, dan memuat link aktif menuju www.AsianBrain.com atau www.AnneAhira.com
Versi Cetak Beri Komentar Beritahu Teman



Nama *
Email *
Komentar *

Jerawat, Tips-Tips Penyembuhan dan Cara Menghilangkan Bekas Jerawat

Sabtu, 13 Januari 2007 09:20:59 - oleh : admin
(whandi.net) Jerawat itu apa sih? wah klo pertanyaan gini pantas untuk dikomentari. Hari genee ngak tau jerawat, kaciah deh lu he..he.. :)

Saya rasa hampir dari kita pernah kena yang namanya jerawat, kadang memang mengganggu sih apalagi klo jumlahnya semakin banyak di wajah, udah gitu besar-besar lagi.. nah klo untuk yang satu ini mesti buru-buru diobati klo tidak ntar bisa rusak wajahnya.

Berikut ini beberapa tips-tips yang dapat anda pakai untuk menyembuhkan dan menghilangkan bekas jerawat:
  1. Sering-sering bersihin muka pake air setiap saat sebab muka remaja tuh banyak berminyak-minyak yang tidak dibersihkan akan menyumbat pori-pori wajah dan akhirnya timbul jerawat
  2. Usahakan sebisa mungkin jangan kena asap kendaraan (kalo pake sepeda motor pake cadar ato helm yang ada tutup kacanya ato pake kedua-duanya sekalian spy muka gak kena asap mobil n motor)
  3. Usahakan jangan maem makanan yang pedas-pedas (ada merica ato lombok nya) dan jangan banyak maem ma-eman berlemak (sedikit aja, tapi jangan terlalu sedikit, sebab selain untuk pelumas persendian, lemak diperlukan dalam pembentukan sel pada paru-paru dan otak, kekurangan emak bisa membahayakan kedua organ tsb)
  4. Kebanyakan masalah jerawat itu karena alergi sama daging ayam dan telur. Uji diri kamu sama kedua makanan tsb, jika kamu emang alergi ya usahakan sebisa mungkin menghindari kedua makanan tsb
  5. Kalo berjerawat jangan dipencet-pencet, kalo dipencet-pencet biasanya malah ninggalin noda-noda hitam dan bopeng pada wajah.
  6. Jangan stress, katanya sih stress memacu timbulnya jerawat.
  7. Sering-sering olahraga, panas tubuh akan membuka poripori wajah dan mengeluarkan kotoran-kotoran dari pori-pori wajah.
  8. Kalo keramas usahakan shampo jangan sampe kena wajah, sebab sebagian shampo (terutama yang pake protein spt Sunsilk telur dan madu, etc itu jika kena kulit akan nimbulin jerawat).
  9. Sebelum mandi bersihkan muka pake air hangat dan dibilas (jangan pake air panas, air panas dapat memecahkan pori-pori wajah. Nanti malah kulit wajah jadi merah-merah setengah melepuh kalo dibilas pake air yang terlalu panas. Jangan dibilas dengan kasar pada tempat-tempat berjerawat. Sebab akan menimbulkan luka dan akhirnya menimbulkan bopeng dan noda-noda hitam pada wajah.
Tips terakhir ini yang paling ampuh, sebelum kamu tidur (malem or siang), lakukan tips no 9, lalu kasih CALADINE LOTION pada wajah, usapkan merata jangan terlalu tebal (kalo terlalu tebal olesannya malah bisa nimbulin jerawat) jangan terlalu tipis (Caladine ini mengandung bahan astringent untuk meringkas pori-pori wajah) dan pergi tidur keesokan harinya langsung bersihkan sampe wajah benar2x bersih.

Efek pemakaian teratur caladine lotion ini akan terlihat dengan cepat, kamu akan melihat jerawat di wajah kamu akan semakin jarang muncul, pori-pori kulit akan lebih ringkas dan noda-noda hitam akan memudar serta, kulit wajah terlihat halus dan putih.

Sepertinya menarik untuk dicoba, bagi temen2 yang tertarik tips-tips dapat dicoba. Semoga berhasil.

kirim ke teman | versi cetak

ASEAN in the midst of climate change and food security

Thursday, February 5, 2009

By: Fika Fawzia
This article is the unedited version that was published in the Jakarta Globe, Saturday, 31 January 2009


On 15th of December 2008, ASEAN has taken a new chapter in its long years of regional cooperation as the ASEAN Charter has entered into force. Dr. Surin Pitsuwan, the Secretary-General of ASEAN, mentioned that "the ASEAN Charter is a historic milestone for the organization, repositioning ASEAN to better meet the challenges of the 21st century."

The Indonesian President Susilo Bambang Yudhoyono reiterated in the ASEAN Charter entry-into-force ceremony that one of the main challenges of ASEAN will be climate change and the volatility of food prices in the region.



ASEAN acknowledges this challenge and this is why the ASEAN Secretariat has conducted the Brown Bag Series (BBS) on the topic of climate change and food security last year in December, in joint collaboration with GTZ on behalf of the German Federal Ministry for Economic Cooperation and Development (BMZ) together with Australia's Development Assistance Agency (AusAID).

Food security, which covers the four dimensions of food availability, stability of food supplies, food access and food utilization (FAO, 2003) is not a new issue for ASEAN. Arrangements on food security in ASEAN dates way back in 1979, when ASEAN had the agreement on the ASEAN Food Security Reserve, focusing on an emergency rice reserve. It was soon followed by a series of programmes and strategic plans of action regarding cooperation and policy coordination on food security under the ASEAN Ministers of Agriculture and Forestry (AMAF).

On the other hand, climate change is not entirely a new issue but it is only recently that people are fully aware that it poses an additional threat to the already rising food prices in the region.

Droughts and floods are the most common natural cause of severe food shortages in developing countries. Based on the Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) report, the unpredictability and variability of water supplies due to the warming of the global mean and extreme weather events are likely to increase the number of people at risk of hunger, especially those who are among the poorest; some of them who are ASEAN people, small-scale farmers, fishermen and people living in rural areas who might not even know what ASEAN stands for.

According to the data by the International Institute for Applied Systems Analysis (IIASA), in Asia alone, the projected climate change impact on agricultural Gross Domestic Product (GDP) in 2080 is minus 4.3 percent, while the impact on the cereal production is minus 8.6 percent. Globally, there would be a rise in world market crops prices by 10.5 percent and 19.5 percent in cereal prices.

In dealing with this issue, there are several points that need to be put into more sensitivity.

First, ASEAN should focus more on climate change adaptation, mainly in the agriculture, fisheries and forestry sector. Although climate change mitigation is just as important, developing countries such as some ASEAN Member States need to prioritize on adaptation because even without the projected impacts of climate change, we are suffering from those impacts already.

Mobilizing adaptation funds for activities such as sustainable agricultural water management in river basins like the Mekong River Basin are needed to be integrated with the national development plans. Furthermore, ASEAN could share its common knowledge and good practices among countries to foster sustainable agriculture and rural development.

Second, it's a question whether we provide food for people or food for automobiles. Demand for bioenergy, mainly from western countries as a way of mitigating climate change, have raised the price of cereals and might provide a risk for food security.

Palm oil plantations like in Indonesia and Malaysia might be seeing this bioenergy boom as an opportunity to expand their profits, but at the same time it also provides a huge risk if the same land and water resources used for those plantation would be better used for food production.

A balancing act between the opportunities of bioenergy while also ensuring that people can continue to grow or buy adequate supplies of food might be tricky.

In addition, if forests and peatlands are cleared for either bioenergy or food production, then there is a great chance for such practices to contribute to more greenhouse gas emissions.

This leads to the third point, which is the climate change mitigation scheme that was highly debated in Poznan, the Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation in Developing Countries (REDD) scheme.

In the REDD scheme, land use must be planned carefully to avoid emissions from converting forests to non-forest areas to be used as agriculture and food production activities, for example. If land use is not planned carefully, ASEAN Member States who are eager to participate in the REDD scheme might experience "leakages" in the scheme.

The opportunity costs of REDD for not converting the forests for other usage are high. Thus, those who think that REDD credits are cheap might have to think again. Protecting the forests to help the world combat climate change is important, but it is more important for the developed countries to curb their appetite on fossil fuels.

Quite often ASEAN is deemed as the government's club. It will gradually change with the hope of the new ASEAN Charter in force and the ASEAN Community Blueprints. However, the rules-based and people-oriented organization will face the challenge of climate change and food security as one of its daunting tasks. On this occasion there are underlying causes and interrelated issues which need not only strategic planning and policy coordination but also real implementation for real progress for the ASEAN people to see.

The author is the Programme Officer for REDD in the ASEAN-German Regional Forest Programme. The views expressed in this article are exclusively of the author's personal view.

kumpulan artikel

ournal of Halacha and Contemporary Society
Rabbi Jacob Joseph School
Staten Island, NY 10306

The Journal of Halacha and Contemporary Society is published twice a year by the Rabbi Jacob Joseph School, Dr. Marvin Schick, President. The Rabbi Jacob Joseph School, located at 3495 Richmond Road, Staten Island, New York 10306, welcomes comments on previous issues and suggestions for future issues.

It is the purpose of this Journal to study the major questions facing us as Jews in the twentieth century, through the prism of Torah values. We will explore the relevant biblical and talmudic passages and survey the halachic literature including the most recent responsa. The Journal of Halacha and Contemporary Society does not in any way seek to present itself as the halachic authority on any question, but hopes rather to inform the Jewish public of the positions taken by rabbinic leaders over the generations.

Manuscripts which are submitted for consideration must be typed, double-spaced on one side of the page, and sent in duplicate to the Editor, Rabbi Alfred Cohen, 5 Fox Lane, Spring Valley, New York, 10977. Each article will be reviewed by competent halachic authority. In view of the particular nature of the Journal, we are especially interested in articles which concern halachic practices of American Jewish Life.

All inquiries regarding the status of subscriptions and related matters should be faxed to the Journal of Halacha at (212) 334-1324 or e-mailed to mschick@mindspring.com.

For other information, please contact Rabbi Jacob Joseph School, 350 Broadway, Room 1205, New York, NY 10013, (212) 334-2285; or by fax or e-mail to the above address.

To subscribe to Journal of Halacha and Contemporary Society please print and complete the subscription form. All Journal of Halacha and Contemporary Society articles are copyright © 1996 Rabbi Jacob Joseph School.